Menjadi Baik itu Tidak Perlu
Namun perlu ditekankan oleh penulis bahwa artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman orang-orang di sekitar penulis. Maka dari itu, izinkan penulis untuk menyampaikan segala hal yang penulis dan orang-orang rasakan terkait "Menjadi pribadi yang baik itu kerap kali mendatangkan kerugian"
1. Boneka Hidup
Dibesarkan oleh keluarga yang baik, biasanya seseorang akan tumbuh menjadi pribadi yang baik pula ke depannya. Tentu hal itu bukanlah suatu hal yang salah, justru itu adalah cara membesarkan seorang anak yang baik.
Namun, entah di masa sekarang atau masa depan nanti, kerap kali dunia menunjukan sisi gelapnya. Memperlihatkan kepada seorang pribadi yang baik bahwa di sekelilingnya sangatlah berbanding terbalik dengan sifat dirinya sendiri. Yang mendorong mereka untuk bisa beradaptasi atau justru terbawa arus menjadi seseorang yang tidak baik ujungnya.
Pribadi yang baik, seringkali dimanfaatkan oleh orang-orang sekitarnya. Seperti menyuruh mengerjakan sesuatu yang berlebihan, menguras isi dompetnya, bahkan juga menjual iba demi keuntungan pribadi.
Terkadang, kita harus menjadi egois. Egois dalam hal-hal yang sekiranya merugikan kita ke depannya. Karena pada akhirnya, yang memeluk, yang menggenggam dan yang mengasihani hanyalah diri sendiri. Jadi, jangan terlalu lunak kepada orang-orang di sekitar kita.
2. Perbuatan yang sia-sia
Suatu hal jika dilakukan secara berlebihan, tentu akan mendatangkan kerugian. Seperti menjadi terlalu baik contohnya. Mengapa demikian? Karena pada kenyataannya, dunia itu luas dan terdiri dari berbagai macam karakter manusia. Menjadi pribadi yang terlalu baik tentulah sebuah upaya yang sia-sia.
Tak ada hal yang keren dalam menjadi pribadi yang terlalu baik. Semua hanyalah omong kosong belaka. Jika memang ingin menjadi pibadi yang baik, sewajarnya saja. Dan berikan hal itu kepada 1-3 orang yang dianggap spesial. Tak perlu baik kepada semua orang. Simpan tenagamu, simpan juga fikiranmu hanya untuk dirimu sendiri.
"Apa yang kau tabur, itu yang kau tuai." Ah itu hanyalah omong kosong belaka! Dunia terlalu luas untuk kalimat motivasi seperti itu.
3. Menjadi pribadi yang baik? Maka jangan heran jika kesulitan menghadapi dunia
Sekali lagi perlu ditekankan, bahwa di dunia yang luas ini, terdapat banyak sekali karakter manusia yang beragam. Mau tidak mau, suatu saat kita semua akan berada pada kondisi dimana harus membaur pada setiap karakter manusia yang akan kita jumpai. Ada istilah yang mengatakan "Dunia itu jahat. Jika kau tak bisa bermain, maka siap-siaplah kau yang akan dipermainkan." Istilah tersebut terdengar lebih masuk akal dibanding dengan kalimat "Apa yang kau tabur, maka itulah yang kau tuai."
Pada kenyataan yang pahit, kita harus belajar bahwa, tak selamanya apa yang kita beri akan berbalik kepada kita sendiri. Karena dunia tak berjalan sesuai seperti itu.
Maka apa yang harus dilakukan? Tentu kita harus menjadi pribadi yang keras dan tak mudah goyah. Menjadi pribadi yang baik tak ada salahnya, namun perlu ditekankan sekali lagi, jika semua itu harus pada kondisi dan porsi tertentu saja.
Berapa banyak orang yang bercita-cita menjadi sesuatu namun pada kenyataannya harus menjalani hidup bukan sesuai keinginannya? Nah kira-kira seperti itulah gambarannya.
Penulis sangat membuka ruang untuk kalian yang ingin menyampaikan pendapat pro dan kontra tentang artikel di atas. Tak ada salahnya untuk mengemukakan apa yang ada di hati dan fikiran, kan?
Komentar
Posting Komentar